Kelinci betina jenis ukuran kecil
normalnya bisa dikawinkan pada usia 5 bulan dan yang jantan pada usia 6 bulan,
kelinci betina jenis ukuran medium pada usia 6 bulan dan yang jantan usia 7
bulan, Kelinci betina jenis ukuran besar pada usia 8 bulan dan yang jantannya
pada usia 9 bulan.
Adalah hal yang penting untuk memiliki indukan yang memiliki reputasi baik jika Anda ingin mendapatkan keturunan kelinci yang baik pula.
Perbandingan yang umum dalam peternakan kelinci adalah satu ekor jantan untuk 10 ekor betina. Kelinci jantan dewasa dapat kawin sebanyak 7 kali seminggu secara efektif dan kadang-kadang dalam 1 hari kelinci jantan dapat kawin sebanyak 2 kali.
Kelinci betina dapat dikawinkan lagi pada hari ke 7-14 setelah masa beranak sehingga hal ini dapat memperpendek selang beranak. Selang beranak yaitu waktu yang dibutuhkan oleh induk dari satu beranak ke beranak berikutnya.
A. Jenis perkawinan kelinci :
1. Kawin kandang
Perkawinan dilakukan dengan cara alam. Perkawinan alam memberikan hasil kebuntingan tertinggi dan merupakan cara yang umum dilakukan pada ternak kelinci. Perkawinan dapat dilakukan dengan membawa kelinci betina ke kandang kelinci jantan, jangan sebaliknya karena sebab kalau terbalik, kelinci jantan tersebut akan diserang oleh kelinci betina sehingga nafsu si pejantan akan menjadi lemah bahkan hilang sama sekali. Atau kalau tidak diserangpun kadang-kadang kelinci jantan akan menghabiskan waktunya untuk mengendus seluruh bagian kandang betina. Kemudian perhatikan secara intens untuk memastikan bahwa kelinci tersebut telah kawin. Perkawinan sebaiknya dilakukan selama 3 kali dalam kurun waktu 2-3 menit.
“Apabila betina belum siap menerima pejantan maka betina dikumpulkan bersama pejantan dalam waktu 2 x 24 jam didalam kandang pejantan”
2. Kawin sodor (Kawin bantu)
Beberapa induk menolak untuk dikawinkan padahal alat reproduksinya sudah siap untuk kawin. Hal tersebut dapat diatasi dengan kawin sodor. Kawin sodor dilakukan dengan cara membawa kelinci betina ke kandang kelinci jantan. Tangan kanan memegang lipatan kulit leher dan tangan kiri disodorkan di bawah kedua kaki belakang. Vulva kelinci berada diantara ibu jari dan telunjuk, selanjutnya saat kelinci jantan ereksi, vulva diarahkan tepat kearah penis kelinci pejantan yang ereksi tersebut dan biarkan sampai kelinci jantan jatuh terkulai ke keri atau kekanan kelinci betina. Dengan cara ini biasanya kawin sodor dapat berjalan sesuai dengan rencana peternak.
B. Tanda-tanda Kelinci Hamil.
Secara umum tanda-tanda kelinci yang
sedang hamil adalah si kelinci betina akan menolak untuk didekati oleh kelinci
pejantan setelah masa kawinnya, kemudian dengan berjalannya waktu, si Calon
induk akan mulai terlihat mengumpulkan jerami-jerami/sobekan kertas koran serta
disertai dengan perontokan bulu untuk membuat sarangnya kira-kira seminggu
sebelum masa kelahirannya. Kelinci yang sedang hamil juga memiliki nafsu
makan/minum yang bertambah, maklum makanan yang tadinya hanya untuk si Calon
induk kini harus berbagi dengan calon bayi yang dikandungnya. Kadang-kadang
prilaku agresive juga ditunjukan dan biasanya ini dialami oleh kelinci yang
baru pertama kali mengalami proses kehamilannya.
Tanda-tanda kehamilan yang disebutkan tersebut adalah tanda-tanda berlaku umum dan tentu saja tingkat ke-akurasiannya tidak dapat dijadikan sebagai acuan baku. Karena bisa saja Kelinci-kelinci tersebut memiliki tanda-tanda itu, tapi toh ternyata tidak hamil.
Sebetulnya ada salah satu metode lagi yang sangat representative untuk memastikan kelinci tersebut itu hamil atau tidak. Saya yakin para pembaca pasti langsung menuju ke satu kata yang sama, yakni “Teknik Perabaan / Palpasi”.
Banyak para pemilik kelinci menilai bahwa teknik Palpasi ini adalah sulit untuk dipelajari, padahal jika ada kemauan tekni Palpasi ini sangat mudah untuk dipelajari dan dipraketkan. Teknik palpasi ini dapat dilakukan pada kelinci setelah dikawinkan selama 10 hari dan jika perkawinan tersebut sukses, maka akan terbentuk janin. Ukuran janin setiap jenis kelinci adalah seragam dan hampir seluruhnya menyerupai ukuran buah blueberry/buah arbei. Dari ukuran, tidak ada perbedaan antara fetus/janin dengan kotorannya. Meskipun secara ukurannya adalah sama, tapi ada perbedaan dari bentuknya.
Kotoran kelinci menyerupai padatan seperti batu karang dan tidak akan berubah bentuknya sewaktu dilakukan palpasi, berbeda dengan janin yang konturnya seperti menyerupai gel yang lembut dan dapat berubah bentuknya sewaktu dilakukan palpasi.
Langkah-langkah melakukan teknik perabaan / Palpasi :
Tanda-tanda kehamilan yang disebutkan tersebut adalah tanda-tanda berlaku umum dan tentu saja tingkat ke-akurasiannya tidak dapat dijadikan sebagai acuan baku. Karena bisa saja Kelinci-kelinci tersebut memiliki tanda-tanda itu, tapi toh ternyata tidak hamil.
Sebetulnya ada salah satu metode lagi yang sangat representative untuk memastikan kelinci tersebut itu hamil atau tidak. Saya yakin para pembaca pasti langsung menuju ke satu kata yang sama, yakni “Teknik Perabaan / Palpasi”.
Banyak para pemilik kelinci menilai bahwa teknik Palpasi ini adalah sulit untuk dipelajari, padahal jika ada kemauan tekni Palpasi ini sangat mudah untuk dipelajari dan dipraketkan. Teknik palpasi ini dapat dilakukan pada kelinci setelah dikawinkan selama 10 hari dan jika perkawinan tersebut sukses, maka akan terbentuk janin. Ukuran janin setiap jenis kelinci adalah seragam dan hampir seluruhnya menyerupai ukuran buah blueberry/buah arbei. Dari ukuran, tidak ada perbedaan antara fetus/janin dengan kotorannya. Meskipun secara ukurannya adalah sama, tapi ada perbedaan dari bentuknya.
Kotoran kelinci menyerupai padatan seperti batu karang dan tidak akan berubah bentuknya sewaktu dilakukan palpasi, berbeda dengan janin yang konturnya seperti menyerupai gel yang lembut dan dapat berubah bentuknya sewaktu dilakukan palpasi.
Langkah-langkah melakukan teknik perabaan / Palpasi :
- Tempatkan kelinci pada bidang datar dengan ketinggian
yang nyaman untuk anda, bisa digunakan meja makan atau meja yang lain.
Kemudian letakan telapak tangan pada permukaan meja. Satu tangan memegang
dibagian kepala kelinci sambil menekannya secara lembut agar sikelinci
terlihat membungkuk. Kemudian dorong telapak tangan anda kebagian bawah
perut kelinci dengan posisi telapak menghadap kebawah.
- Setelah telapak tangan anda berada dibawah perut
sikelinci, kemudianbalik telapak tangan menghadap keatas hanya dengan
mengangkat pergelangan tangan, posisi jari dan ibu jari tetap berada
disisi sebelumnya. Dan gerakan ini seakan-akan seperti memakaikan
saddle/pelana pada perut si Kelinci. Lakukan tekanan sambil meraba dengan
seluruh jari pada perut si Kelinci .
Beberapa orang mungkin bingung untuk
membedakan antara kotoran dengan embrio, tapi hal ini bisa dihindari bahwa
kotoran memiliki tekstur yang keras, akan terasa pada bagian perut yang
mendekati tulang belakang sedangkan emrio adalah bertekstur gel (kenyal) dan
biasanya bisa ditemukan pada bagian tengah perut. Melakukan teknik palpasi pada
masa kehamilan yang telah melewati 2 minggu adalah lebih mudah menemukan embrio
dibandingkan yang 10 hari karena pada janin yang berusia 2 minggu biasanya
embrio sudah mulai turun kebawah.
Jika pada usia 2 minggu ini belum juga ditemukan adanya kehamilan, maka si Kelinci bisa dikawinkan kembali
Jika pada usia 2 minggu ini belum juga ditemukan adanya kehamilan, maka si Kelinci bisa dikawinkan kembali