Pondok Kelinci LuMut

Dikelola oleh VYKHRAN RABBIT FARM (kelinci pedaging dan hias)
Alamat peternakan di depan PKM Sukomoro Ds. Bulu Kec. Sukomoro Kab. Magetan-JATIM, Hp. 085726374838 Email. pondokvykhran@gmail.com
Melayani penjualan kelinci hidup pedaging & hias, tempat pakan (tanah liat), botol minum.

Kamis, 26 Januari 2012

Perkawinan dan Tanda-tanda Kelinci Hamil


Kelinci betina jenis ukuran kecil normalnya bisa dikawinkan pada usia 5 bulan dan yang jantan pada usia 6 bulan, kelinci betina jenis ukuran medium pada usia 6 bulan dan yang jantan usia 7 bulan, Kelinci betina jenis ukuran besar pada usia 8 bulan dan yang jantannya pada usia 9 bulan.


Adalah hal yang penting untuk memiliki indukan yang memiliki reputasi baik jika Anda ingin mendapatkan keturunan kelinci yang baik pula.

Perbandingan yang umum dalam peternakan kelinci adalah satu ekor jantan untuk 10 ekor betina. Kelinci jantan dewasa dapat kawin sebanyak 7 kali seminggu secara efektif dan kadang-kadang dalam 1 hari kelinci jantan dapat kawin sebanyak 2 kali.

Kelinci betina dapat dikawinkan lagi pada hari ke 7-14 setelah masa beranak sehingga hal ini dapat memperpendek selang beranak. Selang beranak yaitu waktu yang dibutuhkan oleh induk dari satu beranak ke beranak berikutnya.

A. Jenis perkawinan kelinci :
1. Kawin kandang
Perkawinan dilakukan dengan cara alam. Perkawinan alam memberikan hasil kebuntingan tertinggi dan merupakan cara yang umum dilakukan pada ternak kelinci. Perkawinan dapat dilakukan dengan membawa kelinci betina ke kandang kelinci jantan, jangan sebaliknya karena sebab kalau terbalik, kelinci jantan tersebut akan diserang oleh kelinci betina sehingga nafsu si pejantan akan menjadi lemah bahkan hilang sama sekali. Atau kalau tidak diserangpun kadang-kadang kelinci jantan akan menghabiskan waktunya untuk mengendus seluruh bagian kandang betina. Kemudian perhatikan secara intens untuk memastikan bahwa kelinci tersebut telah kawin. Perkawinan sebaiknya dilakukan selama 3 kali dalam kurun waktu 2-3 menit.

“Apabila betina belum siap menerima pejantan maka betina dikumpulkan bersama pejantan dalam waktu 2 x 24 jam didalam kandang pejantan”

2. Kawin sodor (Kawin bantu)
Beberapa induk menolak untuk dikawinkan padahal alat reproduksinya sudah siap untuk kawin. Hal tersebut dapat diatasi dengan kawin sodor. Kawin sodor dilakukan dengan cara membawa kelinci betina ke kandang kelinci jantan. Tangan kanan memegang lipatan kulit leher dan tangan kiri disodorkan di bawah kedua kaki belakang. Vulva kelinci berada diantara ibu jari dan telunjuk, selanjutnya saat kelinci jantan ereksi, vulva diarahkan tepat kearah penis kelinci pejantan yang ereksi tersebut dan biarkan sampai kelinci jantan jatuh terkulai ke keri atau kekanan kelinci betina. Dengan cara ini biasanya kawin sodor dapat berjalan sesuai dengan rencana peternak.

B. Tanda-tanda Kelinci Hamil.
Secara umum tanda-tanda kelinci yang sedang hamil adalah si kelinci betina akan menolak untuk didekati oleh kelinci pejantan setelah masa kawinnya, kemudian dengan berjalannya waktu, si Calon induk akan mulai terlihat mengumpulkan jerami-jerami/sobekan kertas koran serta disertai dengan perontokan bulu untuk membuat sarangnya kira-kira seminggu sebelum masa kelahirannya. Kelinci yang sedang hamil juga memiliki nafsu makan/minum yang bertambah, maklum makanan yang tadinya hanya untuk si Calon induk kini harus berbagi dengan calon bayi yang dikandungnya. Kadang-kadang prilaku agresive juga ditunjukan dan biasanya ini dialami oleh kelinci yang baru pertama kali mengalami proses kehamilannya.

Tanda-tanda kehamilan yang disebutkan tersebut adalah tanda-tanda berlaku umum dan tentu saja tingkat ke-akurasiannya tidak dapat dijadikan sebagai acuan baku. Karena bisa saja Kelinci-kelinci tersebut memiliki tanda-tanda itu, tapi toh ternyata tidak hamil.

Sebetulnya ada salah satu metode lagi yang sangat representative untuk memastikan kelinci tersebut itu hamil atau tidak. Saya yakin para pembaca pasti langsung menuju ke satu kata yang sama, yakni “Teknik Perabaan / Palpasi”.

Banyak para pemilik kelinci menilai bahwa teknik Palpasi ini adalah sulit untuk dipelajari, padahal jika ada kemauan tekni Palpasi ini sangat mudah untuk dipelajari dan dipraketkan. Teknik palpasi ini dapat dilakukan pada kelinci setelah dikawinkan selama 10 hari dan jika perkawinan tersebut sukses, maka akan terbentuk janin. Ukuran janin setiap jenis kelinci adalah seragam dan hampir seluruhnya menyerupai ukuran buah blueberry/buah arbei. Dari ukuran, tidak ada perbedaan antara fetus/janin dengan kotorannya. Meskipun secara ukurannya adalah sama, tapi ada perbedaan dari bentuknya.

Kotoran kelinci menyerupai padatan seperti batu karang dan tidak akan berubah bentuknya sewaktu dilakukan palpasi, berbeda dengan janin yang konturnya seperti menyerupai gel yang lembut dan dapat berubah bentuknya sewaktu dilakukan palpasi.

Langkah-langkah melakukan teknik perabaan / Palpasi :
  1. Tempatkan kelinci pada bidang datar dengan ketinggian yang nyaman untuk anda, bisa digunakan meja makan atau meja yang lain. Kemudian letakan telapak tangan pada permukaan meja. Satu tangan memegang dibagian kepala kelinci sambil menekannya secara lembut agar sikelinci terlihat membungkuk. Kemudian dorong telapak tangan anda kebagian bawah perut kelinci dengan posisi telapak menghadap kebawah.
  2. Setelah telapak tangan anda berada dibawah perut sikelinci, kemudianbalik telapak tangan menghadap keatas hanya dengan mengangkat pergelangan tangan, posisi jari dan ibu jari tetap berada disisi sebelumnya. Dan gerakan ini seakan-akan seperti memakaikan saddle/pelana pada perut si Kelinci. Lakukan tekanan sambil meraba dengan seluruh jari pada perut si Kelinci .
Beberapa orang mungkin bingung untuk membedakan antara kotoran dengan embrio, tapi hal ini bisa dihindari bahwa kotoran memiliki tekstur yang keras, akan terasa pada bagian perut yang mendekati tulang belakang sedangkan emrio adalah bertekstur gel (kenyal) dan biasanya bisa ditemukan pada bagian tengah perut. Melakukan teknik palpasi pada masa kehamilan yang telah melewati 2 minggu adalah lebih mudah menemukan embrio dibandingkan yang 10 hari karena pada janin yang berusia 2 minggu biasanya embrio sudah mulai turun kebawah.

Jika pada usia 2 minggu ini belum juga ditemukan adanya kehamilan, maka si Kelinci bisa dikawinkan kembali

Rabu, 25 Januari 2012

Keunggulan Beternak Kelinci


Keunggulan dari beternak kelinci, yaitu :
  1. Kelinci memiliki ukuran tubuh kecil  yang mengarah pada pemanfaatan ruang yang efisien. 
  2. Budidaya kelinci bisa sebagai komersil (sebagai pendapatan) atau sebagai penyalur hobi semata.
  3. Tidak ada persaingan dengan makanan manusia berbeda dengan Unggas. 
  4. Awal kelinci siap kawin ketika berumur 5-6 bulan, ini adalah waktu yang sangat pendek jika di banding dengan ternak yang lain, dan setelah itu bisa beranak lagi setiap 2 bulan.
  5. Tingkat produktifitas yang sangat tinggi yakni 5-10 ekor dalam setiap periode kehamilan yang pendek.
  6. Kelinci mudah berkembang biak dengan hanya hijauan yang ada di sekitar kita seperti rumput, rambanan, dll. Dan sayuran sisa dari pasar seperti wortel, kangkung, sawi, tomat dll.
  7. Dapat di kembangkan sebagai agro sekutu pertanian ( Bahasa jawa = di sambi ) dan tak ada persyaratan khusus tenaga kerja terampil untuk memeliharanya.
  8. Masa kehamilan untuk kelinci hanya 30-32 hari sedang masa menyusuinya 25-30 hari, dan setelah itu bisa di kawinkan lagi. Kelinci bisa melahirkan setiap 60 hari dengan jumlah 5-10 anak setiap kelahirannya, jadi ini adalah reproduksi yang sangat cepat.
  9. Dalam waktu 3 bulan anak kelinci mampu mencapai berat 2 - 2.5 kg.
  10. Daging kelinci di identifikasikan sebagai daging yang paling bergizi karena dagingnya berwarna putih, rendah kolesterol dan berprotein tinggi. Jadi apabila sering menkonsumsi akan memberikan manfaat kesehatan pada tubuh kita.
  11. Daging dan bulunya sangat di cari orang karena berbagai alasan, sedang kotoran dan urinnya sangat berguna untuk petani sebagai pupuk tanaman.

Rabu, 11 Januari 2012

Potensi Bisnis Kelinci Pedaging

              Belakangan kelinci mulai dilirik banyak kalangan untuk dijadikan komoditas bisnis. Hewan lucu dan imut ini ternyata mampu mendatangkan rupiah yang cukup menjanjikan kelinci. Untung besar dapat diperoleh tidak hanya dari bisnis kelinci hias, tetapi juga bisnis kelinci pedaging. Dalam bisnis kelinci hias, kelinci diperjualbelikan dalam kondisi hidup. Biasanya, kelinci yang dipilih konsumen akhir seperti para hobiis atau penggemar kelnci hias, dituntut memiliki penampilan yang sehat dan menawan.
               Sementara itu, dalam bisnis kelinci pedaging, bagian kelinci yang diperjualbelikan dapat lebih variatif. Selain dijual dalam keadaan hidup, kelinci juga dapat dijual dalam bentuk karkas dan fillet. Karkas kelinci merupakan tubuh kelinci utuh yang dikuliti serta dihilangkan bagian kepala dan jeroannya. Sementara itu, fillet kelinci merupakan daging kelinci murni yang sudah dibuang tulangnya.
        
                 Namun dalam pengembangannya, daging kelinci belum populer di masyarakat karena faktor kebiasaan makan dan efek psikologis yang menganggap kelinci merupakan hewan kesayangan. Untuk mengatasi hal tersebut, daging kelinci dapat dipasarkan dalam bentuk olahan. Selain meningkatkan nilai tambah, aneka olahan berupa sosis, bakso, siomay, nugget, dendeng dan abon juga dapat menciptakan peluang tersendiri. Produk olahan daging ini siap bersaing dengan produk sejenis berbahan ayam, kambing atau sapi.
                 Selain daging, bagian kelinci yang juga potensial untuk diuangkan adalah kulit bulu "fur". Tetapi kebanyakan peternak hanya mengandalkan penjualan berupa kelinci hidup. Sebenarnya peluang penjualan fur kelinci terbuka lebar. Pasalnya, saat ini industri kulit sudah mulai melirik kulit dan bulu kelinci sebagai bahan dasarnya. Peluang besar justru datang dari pasar ekspor. Umumnya, mereka mensyaratkan pengiriman yang cukup besar, yakni minimum 2.000 lembar kulit dalam setiap pengiriman, syarat lainnya pengiriman dituntut harus konsisten.
                 Tak kalah prospeknya, urine dan feses kelinci dapat diolah menjadi pupuk organik. Berbagai penelitian menunjukkan, pupuk organik yang berasal dari urine dan feses kelinci lebih unggul ketimbang pupuk organik yang berasal dari kotoran sapi atau domba. Mengenai kebutuhan pasar akan pupuk organik tidak perlu diragukan lagi. Apalagi tren pertanian sedang mengarah pada penggunaan pupuk organik dan mulai meninggalkan penggunaan pupuk kimia.

Sumber : "Beternak & Bisnis Kelinci Pedaging"